Tulisan Rosyid A Azhar.
Setelah VOC mengambil alih kerajaan Gorontalo dari Ternate pada tahun 1681, Benteng Leiden untuk sementara menjadi satu-satunya bangunan pertahanan batu yang mengawasi perairan yang luas dan sulit dikendalikan di sekitar Sulawesi Utara.
Benteng ini dibangun di atas fondasi bekas benteng Portugis Ota, benteng yang awalnya dibangun pada tahun 1527 dan baru digunakan beberapa tahun pada masa Portugal mencoba menguasai wilayah tersebut.
Selain Benteng Leiden, VOC memiliki beberapa pos kecil yang terbuat dari kayu dan tanah dengan jumlah staf yang minim. Baru pada tahun 1764 dibangun benteng batu Nassauw di Gorontalo yang kemudian menjadi pusat kegiatan perusahaan.
Pada tahun 1766, Benteng Leiden diperluas dan direnovasi serta sebuah menara pengawas dibangun di atas bukit tersebut, dan baru pada saat itulah benteng tersebut mendapatkan namanya. Benteng berbentuk persegi panjang ini memiliki dua bastion berbentuk bulat.
Dari jumlah tersebut, hanya benteng tenggara yang masih ada. Tidak diketahui seperti apa bentuk asli benteng tersebut, tetapi rencana dengan benteng bundar mungkin berasal dari zaman Portugis. Dindingnya setinggi 2-3,5 m dan tebal satu meter.
Benteng ini merupakan tempat kedudukan sub-pedagang dan garnisun kecil.
Benteng Leiden ditinggalkan oleh Belanda pada akhir abad ke-18. Pada tahun 1818 benteng ini ditempati kembali oleh seorang sersan dan 12 tentara.
Benteng Leiden dibubarkan pada tahun 1832 karena garnisunnya dipindahkan ke Soelamatta untuk mengawasi pasokan emas kepada pemerintah.
Benteng yang dipugar sekarang menjadi objek wisata. Nama saat ini, Benteng Oranje, tidak dapat ditelusuri kembali ke zaman VOC.
No comments:
Post a Comment