Thursday, December 15, 2022

Perlawanan Raja Eyato dan Raja Bia terhadap VOC Belanda

     Pada awal Pendudukan VOC, Kekuasaan pemerintahan Gorontalo dijabat Eyato sebagai Olongiya To Tilayo dan Bia sebagai Olongiya To Huliyaliya.

Raja Eyato beberapa kali menolak bertemu dengan pihak VOC karena masalah kontrak perjanjian yang diajukan VOC. Segala usaha yang dilakukan VOC untuk berunding dengan Raja Eyato tidak membuahkan hasil, VOC melakukan siasat dengan mengajak Eyato berunding di atas kapal yang sedang berlabuh di muara sungai Bone. Dalam perundingan itu Eyato tetap pada pendiriannya , menolak semua permintaan dari pihak VOC. Pada saat itulah terjadi penangkapan atas diri Raja Eyato dan selanjutnya dibawah ke Ternate. Tahun 1679 Raja Eyato diasingkan ke Ceylon (Srilangka) sampai ia wafat, sehingga diberi gelar adat Ta To Selongi.


Setelah Raja Eyato diasingkan ke Ceylon, kemudian pihak VOC Belanda mengundang Raja Bia ke Ternate untuk menandatangani kontrak perjanjian. Isi kontrak perjanjian VOC itu diataranya yaitu; penyetoran upeti pada VOC, rakyat gorontalo wajib membantu VOC dalam pengusiran Spanyol di Sangir Talaud, raja raja di Gorontalo harus menerima Pendeta yang diutus VOC dan harus mengusir pendeta Katolik asal Spanyol . Sehubungan dengan isi Kontrak yang telah ditandatangani oleh Raja Bia, pihak kompeni VOC mengutus pendeta ke Gorontalo namun kedatangannya ditolak Raja Bia. Akibat peristiwa ini , pada tahun 1681 Gubernur Ternate bersama tentara VOC dengan perlengkapan persenjataan bertolak menuju Gorontalo. Kapal mereka berlabuh di muara Bone. Kedatangan VOC disambut dengan perlawanan dari pihak raja Gorontalo Bia dan didukung oleh ilato serta Jogugu Limboto Isnaeni. Besarnya armada pasukan gabungan VOC, menyebabkan pasukan Gorontalo terdesak. Raja Bia dan sisa pasukannya mengundurkan diri ke kampung Tutuno. Di kampung ini raja Bia berhasil ditangkap dan ditawan ke Manado dan selanjutnya ke Ternate, lalu diasingkan ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan.


sumber :

Buku Gerakan Patriotisme di daerah Gorontalo 

oleh Tim Peneliti IKIP negeri Manado 


Buku Gororntalo Dalam Dinamika Sejarah masa Kolonial

oleh Basri Amin