Wednesday, September 1, 2021

Etnis Tionghoa di Gorontalo

Tercatat tahun 1856 warga Tionghoa di Gorontalo berjumlah 16 jiwa, seiring waktu berjalan orang Tionghoa meningkat jumlahnya dan mereka menempati disekitar alur sungai Bolango. Jumlah penduduk Tionghoa generasi pertama data tahun 1900 berjumlah 949 jiwa, untuk generasi kedua telah mencapai 2400 jiwa (tahun 1940).



Awal keberadaan warga Tionghoa ditandai dengan dibangunnya Klenteng Tian Hou Kiong (sekarang klenteng Tulus Harapan Kita) pada tahun 1883, atas prakarsa Liem Peng Boen. Sekitar tahun 1884 Liem Peng Boen menjadi kepala kampung Cina sampai tahun 1898. Kepala Kampung Cina pertama adalah Po Tean Tjoe (1877-1882). Dibawah ini daftar kepala kampung China di Gorontalo.

Po Tean Tjoe 1877

Njo Hoei Loen 1882

Sie Boen Djie 1883

Sie Boen Tjae 1887

Lie Pem Boen 1894

Sie Boen Tjae 1898-1904

(1904- 1911 jabatan lowong)

Sie Boe Hiang 1911

Liem Kiem Thae 1921

Ong Teng Hoen 1924-1942

Tokoh Tionghoa asal Gorontalo yang berkiprah dikancah nasional diataranya alm. Ir Ciputra (Tjie Tjin Hoan) seorang pengusaha sukses yang masa kecilnya pernah tinggal di Paguat bersama orangtuanya. Kemudian ada nama Ong Eng Die kelahiran Gorontalo 1910, pernah menjabat menteri keuangan RI antara tahun 1953-1955. Ada lagi tokoh ilmuwan kelahiran Gorontalo Profesor Go Ban Hong, Guru Besar di IPB, beliau adalah pakar Ilmu Tanah.

Ong Eng Die

Ada juga tokoh lokal yang dikenal tahun 1950an, namanya Liem Kheng Goan adalah pemimpin perkumpulan masyarakat Tionghoa di Gorontalo. Ketika terjadi peristiwa PERMESTA, Liem Kheng Goan memasok logistik kepada pasukan rimba pimpinan Nani Wartabone. Atas jasa jasanya beliau diberi penghargaan sebagai anggota veteran RI. Ada juga nama Ko Tiong Tian sebagai anggota pasukan rimba.

Po Keng Ho dikenal sebagai pengusaha tahun 1920-1930an di Gorontalo. Sebagai pengusaha kopra yang sukses di wilayah Indonesia timur. Awal sekitar tahun 1927 Po Keng Ho merintis tempat pemandian air panas di Talaga yang sekarang tempat rekreasi pemandian air panas Pentadio.

No comments:

Post a Comment