Sebelum ada bahan bakar minyak untuk lampu penerangan, masyarakat Gorontalo dimasa lampau menggunakan bahan bakar dari getah damar. Orang menyebutnya Tohetutu. Sekitar tahun 70an Tohetutu untuk Tumbilotohe masih digunakan oleh masyarakat Gorontalo terutama yang tinggal di pelosok desa.
Bahan dasar untuk membuat tohetutu adalah getah dari pohon damar dan daun Woka muda yang sudah kering. Seperti melinting tembakau , getah damar dimasukan pada gulungan daun Woka. Kemudian daunnya diikat agar gulungannya tetap rapat dan getahnya tidak mudah keluar.
Saat dinyalakan Tohetutu ini memiliki aroma yang harum. Sekarang ini penggunaan Tohetutu untuk Tumbilotohe sudah sangat jarang dipakai, oleh karena mendapatkan getah damar harus mencarinya di hutan.
Karena getah damar mulai sulit didapatkan, masyarakat Gorontalo saat pelaksanaa Tumbilotohe mulai menggunakan lampu "Padamala" dengan bahan dasarnya minyak kelapa dan sumbu kapas, wadahnya cangkang kerang kadang juga dipakai buah pepaya atau kelapa yang dibagi dua. Sekitar era tahun 1980an mulai menggunakan " Tohe Butulu" (lampu botol) bahan bakarnya minyak tanah